Selasa, 28 Mei 2013

Siswa smk 1 Batam

 
BATAM, batamtoday
 - Muslimin, siswa asal Pulau Selat Panjang yang kini duduk di bangku kelas XI SMKN 1 Batam mampu membuat dispenser otomatis. Hasil karyanya ini sudah diikutkan dalam lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat kota Batam dan memperoleh juara tiga dari ratusan kontestan.

Remaja kelahiran 15 September 1995 ini adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara pasangan Ahmad dan Musyawaroh. Kehidupan ekonomi yang jauh di bawah rata-rata, membuat Muslimin harus berjuang sendiri untuk membiayai sekolahnya. Terbukti, sebelum mendaftar di SMKN 1 Batam, Muslimin pernah kerja di usaha kelontongan.

Bermodalkan niat dan sedikit bakat, Muslimin pindah kerja ke tempat reparasi AC. Namun, keinginannya yang tinggi untuk sekolah akhirnya dia nekat masuk ke SMKN 1 Batam karena menurutnya sekolah itu merupakan jalan satu-satunya membuat dia sukses di kemudian hari.

"Saya datang ke Batam ini awalnya untuk mencari kerja karena ekonomi orang tua pas-pasan. Setelah saya punya cukup uang, akhir saya nekat mendaftar di sekolah ini dan Alhamdulillah diterima," tutur siswa itu dengan wajah polosnya.

Menuntut ilmu di SMKN 1 Batam, Muslimin memilih jurusan Listrik Industri. Dibimbing guru yang berkualitas dan selalu dibarengi banyak praktek, Muslimin mulai berpikir untuk membuat sesuatu yang beda.

"Meskipun saya sudah mulai aktif sekolah, tapi kerja saya tak bisa tinggalkan bang, karena dengan itulah saya bisa bayar uang sekolah dan kebutuhan lainnya. Beruntung, saya masih bisa tinggal di masjid sekolah dari pada harus ngekos karena tak punya uang," jelasnya.

Keinginan dia untuk membuat sesuatu yang beda itu akhirnya terjawab, ketika melihat beberapa orang di tempat kerjanya salah mengambil air dari dispenser. Awalnya, orang yang dilihatnya itu hendak membuat kopi, tapi yang diambil malah air dingin. Entah karena terburu-buru atau tak melihat petunjuk penggunaan, kejadian itu membuat Muslimin terpacu untuk menciptakan dispenser otomatis yang dilengkapi dengan suara.

"Ada beberapa orang yang saya lihat salah ngambil air dari dispenser. Sehingga, saya berpikir untuk membuat dispenser yang bisa mengeluarkan bunyi saat akan mengambil air," tambahnya.

Dispenser otomatis karya Muslimin itu akhirnya dapat mengeluarkan suara 'air panas' maupun 'air dingin' saat seseorang mulai menyentuh kran yang tertempel pada dispenser. Hasil karyanya itu akhir membuat Muslimin merasa puas ketika mendapat juara tiga saat perlombaan TTG pada 25 Mei 2012 lalu.

"Lumayan puas lah bang, dapat juara tiga dari ratusan kontestan yang ikut lomba. Uang hasil lomba itu saya buat langsung bayar uang sekolah," katanya dengan sedikit senyuman.

Menurutnya, membuat dispenser otomatis tak terlalu sulit dan tak mahal. Selama proses pembuatan, dia hanya menghabiskan biaya sebanyak Rp200 ribu untuk membeli alat-alat. Sementara dispenser yang dijadikannya bahan percobaan merupakan dispenser yang sudah rusak dan tak dipakai lagi.

"Kalau paham tak begitu sulit kok, hanya dua hari selesai juga. Biayanya juga tak mahal, cuma Rp200 ribu," sebutnya.

Tak puas hanya menang tingkat kota, Muslimin dengan karya yang sama dan sedikit lebih canggih akan mengikuti lomba TTG tingkat Nasional yang akan diperlombakan pada 10 Oktober 2012 mendatang di Batam. Muslimin berharap dapat memenangkan perlobaan tingkat nasional tersebut.

"Harus tetap optimis lah bang, perlombaan nanti saya harus dapat juara," tutupnya.

Traktor Karya siswa

Rabu, 15 Mei 2013 | 21:17 WIB
Mobil Traktor Karya Siswa SMTI Pontianak di Pameran Karya Indonesia
-
BANDUNG - Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Panggah Susanto (kiri atas) bersama Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang P3DN Ferry Yahya mencoba mobil SMTI Traktor pada Pameran Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) “Karya Indonesia” Tahun 2013 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (15/5/2013). Kendaraan angkutan hasil rakitan siswa Sekolah Menengah Teknik Industri (SMTI) Pontianak, Kalimantan Barat ini dibuat untuk kebutuhan angkutan hasil kebun di perkebunan segala medan dengan harga jual Rp 70-80 juta per unit. Pameran yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian RI dari 15-19 Mei 2013 ini diikuti puluhan perusahaan dalam negeri dalam upaya peningkatan daya saing guna menekan serbuan produk impor. BNP/Muhammad Guntur 
- See more at: http://bandungnewsphoto.com/teknologi/view/154513351/Mobil-Traktor-Karya-Siswa-SMTI-Pontianak-di-Pameran-Karya-Indonesia-#sthash.K1iaLfnb.dpuf

"Bioplastik Anti Semut" siap unjuk gigi !

Picture : Ants   (google)
VIVAnews - Indonesia kembali unjuk gigi di ajang sains internasional, International Science and Engineering Fair (ISEF) 2013, 12-17 Mei 2013 di Arizona, AS, yang disponsori oleh Intel.

Indonesia kali ini mengirimkan lima delegasi peneliti cilik dalam tiga kelompok penelitian. Salah satunya adalah bioplastik anti semut karya siswa SMAIT Insantama Bogor, karya Muhammad Imaduddin Siddiq.

Ditemui di Kemendikbud, 7 Mei 2013, Siddiq mengatakan wadah plastik anti semut ciptaannya memanfaatkan limbah cangkang telur. Manfaat plastik ini bagi lingkungan yaitu mudah terdegradasi di dalam tanah, pasalnya terbuat dari material yang ramah lingkungan.

Bioplastik dibuat dari saripati singkong dan gliserin serta ditambahkan cangkang telur dengan tingkat konsentrasi tertentu. Setelah diuji bioplastik dengan konsentrasi cangkang telur 60 persen, maka manfaat anti semut mulai muncul.
Memang, saat ini bentuk bioplastik masih berupa lembaran saja, belum berbentuk wadah. Tapi, ke depan Siddiq punya rencana. "Saya akan melanjutkan bioplastik dalam bentuk gelas, piring maupun tempat makanan lainnya," katanya.

Laboratorium yang digunakan Imaduddin untuk meneliti wadah makanan antisemut. (umy.ac.id)

200 Semut

Ada cerita unik sepanjang uji coba bioplastik karyanya, yaitu mengumpulkan semut dalam sampel bioplastik. Satu sampel bioplastik diisi 200 semut rumah, sementara Siddiq menguji 26 sampel. Untuk mendapatkan semut sejumlah itu, ia harus bekerja ekstra dibantu beberapa temannya.

"Sampai harus buat jebakan semut, cari sarangnya juga," kisah Siddiq, yang mengaku baru pertama kali ikut kompetisi inovasi. 

Soal ide inovasi ini, Siddiq mengaku muncul ketika ia sering terganggu dengan semut saat begadang. Hingga akhirnya ia berkonsultasi dengan beberapa teman yang mengetahui tentang bahan anti semut. "Sebelumnya, saya juga lihat cangkang telur disebarkan ke tanaman untuk menangkal semut," kata dia.

Di Arizona, Amerika Serikat, Siddiq akan mempresentasikan inovasinya di depan 1.500 pelajar dari seluruh dunia.

Selain Siddiq, dua kelompok lainnya yang turut dalam ISEF 2013 itu yakni
Jovita Nathania, Maria Christina Yolenta Lestari, Rosinta Handinata dengan judul penelitianHaving Fun Learning about Coral, serta Hani Devinta Sari dari SMA Negeri 63 Jakarta dengan judul riset Magic Test Paper: Formaldehyde Test Kit Derived from Natural Blue Pigment of Clitoria ternatea Flower Extract.

Kelima delegasi Merah Putih telah memenangi LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). (eh)